Monday, February 5, 2007

Imbauan Pak NAS


Sebaiknya Kita Menahan Diri

Pak Paulus Bambang Wisudo memang teman kita, bagian dari kita. Daging yang terbentuk dan darahnya yang mengalir dalam tubuhnya masih berasal dari rezeki Kompas, meski hasil keringat dia juga.


Seperti tubuh kita juga. Maaf saya menyinggung soal ketubuhan. Hidup bersama Kompas belasan tahun tidak sedikit lho. Bisa dikatakan hubungan Kompas-Wisudo sudah mendarah-daging, kalau dilepas bisa kedagingan. Sakitnya bukan main. Makanya Wisudo tampaknya masih sulit melepaskan Kompas, masih selalu teringat, masih ingin bersama kita berkarya di Kompas.


Akan tetapi, Wisudo telah menempuh jalan yang ”merusak”, menjelek-jelekkan Kompas yang telah menjadi ”rumah kedua” bagi ribuan karyawan yang rata-rata sudah mendarah-daging juga dengan Kompas. Mereka (karyawan) bisa marah. Di antara mereka pasti ada yang marah. Cuma kemarahan itu jangan sampai berubah menjadi aksi pukul, aksi lempar, dan berbagai jenis penganiayaan lainnya.


Untuk menghindari semua itu, sebaiknya Pak Wisudo tidak lagi menjelek-jelekkan Kompas baik di jalanan maupun di depan kantor Kompas. Takut di antara kita ada yang tidak bisa menahan diri. WE DON'T WANT TO BREAK THE LAW!

No comments: