Thursday, February 1, 2007

YNS soal Counter Blog


MUKADIMAH:
Yunas Santhani Azis adalah kepala biro Kompas untuk wilayah Kalimantan. Surat ini menanggapi lahirnya blog yang dimaksudkan untuk menyebarluaskan gagasan siapa saja yang mencintai Kompas, juga mengomentari surat Irwan Julianto berjudul Polarisasi Mirip 'Either You Are With Us Or Against Us'. Kami masih menunggu kesediaan Pak IJ apakah suratnya bisa ditampilkan di blog ini atau tidak. Terima kasih.


Moderator



Surat dari Pedalaman Kalimantan


KITA semua ingin sebuah penyelesaian damai termasuk lewat counter blog yang kang Pepih buat. Saya sangat percaya, blog yang kang pepih buat bertujuan untuk menyadarkan orang-orang yang di luar sana untuk berhenti bercuriga, berburuk sangka, sehingga dapat melihat persoalan dengan jernih dan juga bersikap dengan jernih karena itulah jalan untuk sebuah penyelesaian damai.

"Jernih" saya yakin hanya bisa diperoleh jika seseorang mau melihat sesuatu dari berbagai sisi, dari berbagai sudut pandang, dari berbagai suara, dicerna dengan nurani dan alat-alat analisis dan bukan membuat kesimpulan yang besar berdasarkan satu sisi informasi yang diproses dengan teori konspirasi yang bukan teori itu.

Saya miris dengan aksi-aksi yang ditujukan pada Kompas belakangan ini. Apakah mereka sudah memperoleh gambaran yang lengkap terhadap persoalan yang terjadi? Kok bisa Seruan Wartawan yang kemudian juga diserukan beberapa (hingga terakhir saya dengar dan baca dari milis Kompas) karyawan bagian yang lain serta merta disimpulkan jika seruan yang dipelopori oleh wartawan senior itu merupakan manuver manajemen.

Sudahkah mereka bertanya pada wartawan-wartawan kompas penandatangan seruan itu? Sama halnya dengan pernyataan penganiayaan, penyekapan. Apakah sudah digali informasinya dari rekan-rekan satpam tentang apa yang terjadi saat itu? Apakah mereka sudah tahu bagaimana sikap kerja satpam-satpam KKG selama ini? Apakah mereka sudah bertanya dengan orang-orang yang pernah menjadi tamu di gedung palmerah, dengan sopir-sopir Kosti yang tiap malam mangkal di depan gedung, tentang bagaimana sikap satpam KKG dalam menjalankan tugas mereka?

Pak IJ, saya juga punya keyakinan, tujuan yang amat sangat benar akan menjadi tidak benar jika ditempuh dengan jalan yang tidak benar. Saya ingat pelajaran yang diberikan Mas Luwi dulu yang kasarnya begini, sebuah karya jurnalistik yang baik dan bermanfaat akan menjadi tidak berarti ketika si wartawan mengumpulkan informasinya dengan cara yang tidak etis, bahkan hanya dengan sekadar menyamar.

Kemudian baru saya tahu, dalam kondisi terburuk pun, si wartawan hanya etis bila dia menutup identitas dalam mengumpulkan informasi dan bukan menyebut identitas palsu. Terakhir, saya juga sepakat bahwa tidak ada pengkotak-kotakan, kubu-kubuan hanya karena perbedaan sikap. Sikap kan dapat dalam bentuk perbuatan, perkataan, dan diam. Perdebatan sehat bukanlah tanda pengkotak-kotakan bukan?

Salam
Yunas, yang masih belajar menjadi wartawan

No comments: